Create your own banner at mybannermaker.com!

Seputar Info Pantang Berkala/KB Kalender


Metode Kalender, atau dikenal juga sebagai metode ritme atau metode Knaus-Ogino, bergantung pada penghitungan hari untuk mengira-ngira kapan jatuhnya fase subur. Metode ini diperkenalkan oleh Kyusaku Ogino (dari Jepang) dan Hermann Knaus (dari Jerman).



Penerapan

Metode Kalender melakukan perkiraan kapan jatuhnya masa subur dengan asumsi bahwa fase subur rata-rata perempuan dimulai semenjak hari ke 14 setelah menstruasi, sampai dengan 5 hari menjelang datangnya haid lagi. Sebelum memulai melakukan perkiraan fase subur, anda harus melakukan pengamatan siklus menstruasi selama minimal 6 bulan dulu. Atau, ada juga yang menentukan bahwa fase subur terjadi 14+2 hari sesudah atau 14-2 hari sebelum menstruasi yang akan datang. Lantas perlu juga untuk diingat bahwa sperma dapat hidup dan membuahi dalam 48 jam setelah ejakulasi. Juga ovum dapat hidup 24 jam setelah ovulasi.

Di luar masa tersebut adalah fase infertil istri, yang artinya tidak akan berakibat pada kehamilan jika Anda melakukan hubungan seks. Sebaiknya selama fase subur tersebut, pasangan berpuasa atau pantang berhubungan intim. Apabila tetap ingin melakukan hubungan intim pada fase subur, gunakan kontrasepsi penghalang.

Apabila siklus anda tidak teratur, cara memperkirakan fase subur adalah sebagai berikut:

  • Siklus terpendek anda dikurangi 18 hari, lantas
  • Siklus terpanjang dikurangi dengan 11 hari.
  • Fase subur akan akan dimulai pada perhitungan daur haid terpendek yang telah dikurangi.

Contoh:

Bila siklus terpendeknya 21 hari, maka masa subur (atau masa tidak aman) akan dimulai pada hari ke-3 (yaitu dari 21 hari dikurangi 18 hari). Lalu siklus haid terpanjangnya, misalnya 31 hari, maka berarti masa subur akan berakhir pada hari ke-20 (yaitu diperoleh dari 31 hari-11 hari). Dengan demikian, bila tidak ingin hamil, hubungan intim tidak boleh dilakukan antara hari ke-3 hingga hari ke-20.

Kekurangan

Metode kalender tidaklah akurat karena panjang siklus menstruasi setiap wanita tidaklah sama. Dalam praktek, sukar untuk menentukan saat ovulasi dengan tepat. Agar efektif, harus sering dilakukan pantang. Hanya sedikit wanita yang mempunyai daur haid teratur; lagi pula dapat terjadi variasi, lebih-lebih sesudah melahirkan, dan pada tahun-tahun menjelang menopause. Ovulasi tidak selalu terjadi pada hari ke 14. Banyak yang menganggap metode ini sulit diterapkan dan juga sudah ketinggalan jaman.

Untuk menanggulangi kekurangan metode kalender, saat ini sudah dikembangkan metode Kesadaran kesuburan atau metode KB Alami. Dua metode yang lebih baru ini adalah berdasarkan pengamatan perubahan suhu basal tubuh, lendir leher rahim, dan posisi leher rahim.

Melahirkan Tanpa Rasa Sakit Di Dalam Air

Tampaknya di abad 21 ini rasa sakit saat melahirkan yang dianggap merupakan kodrat wanita sudah dapat ‘diakali’. Para calon ibu kini dapat memilih proses melahirkan di dalam air yang dapat mengurangi –bahkan menurut sebagian ibu- menghilangkan rasa sakit! Anak yang dilahirkan sehat, si ibu juga segar. Jadi, ingin punya berapa anak, ibu-ibu?

Diawali dari kekhawatiran akan rasa sakit saat melahirkan normal, pada tahun 2002 Liz Adianti –seorang ibu yang kini dicatat sebagai orang pertama di Indonesia yang melahirkan di air- mencari informasi hal apa yang dapat mengurangi rasa sakit tersebut. Akhirnya ia mendengar mengenai proses melahirkan di air atau waterbirth ini. Liz dan suami pun segera mencari tahu seperti apa prosesnya dari internet dan mendapat banyak referensi termasuk penjelasan ilmiah seorang dokter di Moskow melalui klip video mengenai melahirkan di air. Dari referensi-referensi tersebut mereka mengetahui bahwa cara ini telah cukup lama dipraktekkan di luar negeri seperti Eropa, dan terutama Rusia. Mereka mendapati bahwa lebih banyak manfaat yang bisa diperoleh dengan melahirkan di air dari pada resikonya.

Mereka pun berkonsultasi mengenai ide melahirkan di air ini saat menemui dokter kandungan langganan mereka dr. T. Otamar Samsudin, SpOG (Spesialis Obstetri dan Ginekologi). Ide ini rupanya ditanggapi positif oleh sang dokter. Beliau bersedia membantu, meski karena proses partus ini termasuk sesuatu yang baru pada saat itu, maka rumah sakit di Indonesia belum ada yang berani melakukannya. Akhirnya anak pertama Ibu Liz tetap lahir dengan cara biasa, dan baru 4 tahun kemudian tepatnya 4 Oktober 2006, keinginan ibu berusia 32 tahun ini dapat terlaksana.

Proses Melahirkan
Saat itu Ibu Liz melahirkan anak ke duanya di air. Proses melahirkannya cukup sederhana, dilakukan di dalam sebuah bak berdiameter 2 m, berisi air hangat bersuhu 36-37 *C atau kurang lebih sama dengan suhu di dalam rahim. Kolam tersebut sepertinya hanyalah kolam sederhana terbuat dari plastik seperti kolam renang anak-anak yang empuk dan nyaman. Pada pembukaan ke lima atau ke enam, si ibu masuk ke dalam kolam. Proses dari masuk ke kolam sampai dengan melahirkan memakan waktu kira-kira 1,5 – 2 jam.

Melahirkan di Air atau Water Birth

Saat itu Ibu Liz tetap merasa mulas dan mengejan seperti layaknya proses melahirkan biasa, namun karena airnya hangat rasa mulas terobati dan saat melahirkan tidak terlalu sakit. Setelah itu, si ibu kembali ke tempat tidur dan diperiksa kalau-kalau ada kerobekan. Proses ini juga melibatkan dokter anak yang memeriksa kondisi si bayi begitu dilahirkan.

Kekhawatiran para calon ibu akan keamanan si bayi saat dilahirkan rasanya tidak perlu mengingat teori di balik melahirkan di air adalah bayi berada di dalam cairan amniotik yang nyaman di rahim selama 9 bulan dan melahirkan dalam lingkungan yang kurang lebih sama dengan di rahim membuat bayi nyaman seolah-olah masih di habitatnya, dan barulah ia menangis saat dikeluarkan dari kolam hangat tersebut.

Dr. Otamar menambahkan, “Pada prinsipnya melahirkan di air sama saja dengan melahirkan normal, yang membedakan hanya medianya.” Malah proses melahirkan di air lebih cepat dibanding melahirkan normal, hanya memakan waktu kurang lebih 1,5 sampai 2 jam. Manfaat lainnya, suhu air yang hangat membuat sirkulasi pembuluh darah lebih baik sehingga kontraksi lebih mudah dan mulut rahim menjadi lembek dan mudah dibuka. Bahkan untuk beberapa kasus, mulut rahim tidak perlu dijahit lagi karena tidak robek.

Resiko & Prasyarat
Mengenai resiko, dokter yang juga berpraktek di beberapa rumah sakit ibu kota ini mengatakan, “melahirkan di air resikonya hampir sama dengan melahirkan normal tetapi ada batasan-batasan dan pertimbangan medis seperti panggul tidak cukup besar, bayi lahir sungsang atau melintang, ibu yang sedang dalam perawatan medis, penyakit herpes dan lain-lain.” Mengenai faktor herpes, ternyata kuman herpes tidak mati di dalam air dan penularan dapat terjadi melalui mata lewat selaput lendir dan tenggorokan bayi.

Rosella, the Best Herbal Medicine For Hypertension and Urynary Tract Infections

The roselle is known as the rosella or rosella fruit in Australia. It is also known as meśta/meshta on the Indian subcontinent, Gongura in Telugu,chin baung in Myanmar, กระเจี๊ยบ'krajeab in Thailand, bissap in Senegal, Mali, Burkina Faso, Benin and Niger, the Congo and France, dah or dah bleni in other parts of Mali, wonjo in the Gambia, zobo in Nigeria (the Yorubas in Nigeria call the white variety Isapa (pronounced Ishapa)), karkade (كركديه; IPA: ['karkade]) in Egypt, Saudi Arabia, and Sudan, omutete in Namibia, sorrel in the Caribbean and in Latin America, Flor de Jamaica in Mexico, Saril in Panama, rosela in Indonesia, asam paya or asam susur in Malaysia. In Chinese it is 洛神花 (Luo Shen Hua) .

Uses

The plant is considered to have antihypertensive properties. Primarily, the plant is cultivated for the production for bast fibre from the stem of the plant. The fibre may be used as a substitute for jute in making burlap. Hibiscus, specifically Roselle, has been used in folk medicine as a diuretic, mild laxative, and treatment for cardiac and nerve diseases and cancer.

The red calyces of the plant are increasingly exported to America and Europe, where they are used as food colourings. Germany is the main importer. It can also be found in markets (as flowers or syrup) in some places such as France, where there are Senegalese immigrant communities. The green leaves are used like a spicy version of spinach. They give flavour to the Senegalese fish and rice dish thiéboudieune. Proper records are not kept, but the Senegalese government estimates national production and consumption at 700 metric tons per year. Also in Myanmar their green leaves are the main ingredient in making chin baung kyaw curry.

In East Africa, the calyx infusion, called "Sudan tea", is taken to relieve coughs. Roselle juice, with salt, pepper, asafetida and molasses, is taken as a remedy for biliousness.

The heated leaves are applied to cracks in the feet and on boils and ulcers to speed maturation. A lotion made from leaves is used on sores and wounds. The seeds are said to be diuretic and tonic in action and the brownish-yellow seed oil is claimed to heal sores on camels. In India, a decoction of the seeds is given to relieve dysuria, strangury and mild cases of dyspepsia. Brazilians attribute stomachic, emollient and resolutive properties to the bitter roots.

Tea

In Africa, especially the Sahel, roselle is commonly used to make a sugary herbal tea that is commonly sold on the street. The dried flowers can be found in every market. In the Caribbean the drink is made from the fresh fruit, and it is considered an integral part of Christmas celebrations. The Carib Brewery Trinidad Limited, a Trinidad and Tobago brewery, produces a Shandy Sorrel in which the tea is combined with beer.

In Thailand, Roselle is drunk as a tea, believed to also reduce cholesterol. It can also be made into a delicious wine - especially if combined with Chinese tea leaves - in the ratio of 1:4 by weight (1/5 Chinese tea).

Hibiscus flowers are commonly found in commercial herbal teas, especially teas advertised as berry-flavoured, as they give a bright red colouring to the drink.

A roselle drink

In the Caribean sorrel drink is made from calyces of the roselle. In Malaysia, roselle calyces are harvested fresh to produce pro-health drink due to high contents of vitamin C and anthocyanins. In Mexico, 'agua de Jamaica' (water of roselle) is most often homemade. It is prepared by boiling the dried flowers of the Jamaica plant in water for 8 to 10 minutes (or until the water turns red), then adding sugar. It is often served chilled. The drink is one of several inexpensive beverages (aguas frescas) commonly consumed in Mexico and Central America, and they are typically made from fresh fruits, juices or extracts. A similar thing is done in Jamaica but additional flavor is added by using ginger and rum, it is a popular drink of the country at Christmas time. In Mali,Senegal, The Gambia, Burkina Faso and Benin calyces are used to prepare cold, sweet drinks popular in social events, often mixed with mint leaves, dissolved menthol candy, and/or various fruit flavors.

With the advent in the U.S. of interest in south-of-the-border cuisine, the calyces are sold in bags usually labeled "Flor de Jamaica" and have long been available in health food stores in the U.S. for making a tea that is high in vitamin C. This drink is particularly good for people who have a tendency, temporary or otherwise, toward water retention: it is a mild diuretic.

In addition to being a popular homemade drink, Jarritos, a popular brand of Mexican soft drinks, makes a Jamaica flavored carbonated beverage. Imported Jarritos can be readily found in the U.S.

Medicinal uses

Many parts of the plant are also claimed to have various medicinal values. They have been used for such purposes ranging from Mexico through Africa and India to Thailand. Roselle is associated with traditional medicine and is reported to be used as treatment for several diseases such as hypertension and urinary tract infections.

PERNAHKAN ANDA SAKIT PINGGANG????


Pernah mendengar atau merasakan langsung nyeri pada pinggang secara tiba-tiba ketika berusaha mengangkat beban berat? Atau mungkin nyeri pinggang yang tidak diketahui dengan jelas penyebabnya? Banyak hal bisa mengakibatkan nyeri pada bagian belakang bawah tubuh kita. Di kalangan medis, secara umum keluhan ini disebut LBP (Low Back Pain). Nyeri ini bisa dikarenakan kekakuan atau cedera terbatas pada otot dan struktur sendi lainnya, karena proses peradangan di dalam rongga tulang panggul, proses sumbatan pada saluran kemih atau pun cidera yang langsung mengenai saraf yang ada di sekitar lokasi tersebut. HNP menjadi salah satu dari kelainan yang juga awalnya dirasakan nyeri pada areal sekitar pinggang.

Apa itu HNP ?

HNP kependekan dari Hernia Nucleus Pulposus, suatu gangguan akibat merembes atau melelehnya (hernia) lapisan atau bantalan permukaan ruas tulang belakang (nucleus pulposus) dari ruang antar ruas tulang (discus intervertebralis).

Bagaimana membedakan dengan nyeri pinggang oleh penyebab lainnya?

Nyeri oleh karena HNP yang menjepit saraf rasanya lebih menggigit, terasa seperti terbakar atau seperti terkena sengatan listrik. Dirasakan menjalar ke bagian bawah dan jika lebih parah lagi akan terasa nyerinya dari belakang paha menyebar ke bagian bawah hingga betis pada satu sisi. Nyeri dapat timbul setiap saat tidak terbatas apakah sedang beraktifitas atau lagi istirahat. Berbeda dengan nyeri akibat gangguan di saluran kemih. Jika hambatan ada di ginjal, nyeri terasa lebih di atas pinggang, kemeng dan penderita merasa sebatas tidak nyaman saja. Kalau hambatan berada di dalam saluran bagian bawahnya bisa menimbulkan nyeri kolik, kumat-kumatan, saat parah hingga menimbulkan muntah dan susah melokalisir asal nyeri. Nyeri karena peradangan organ bagian dalam, akan tersebar ke bagian perut bawah dan bertambah jika disentuh atau ditekan. Waktu munculnya nyeri relatif lebih konstan. Pada tahap yang lebih ringan, bisa juga dibedakan dengan nyeri akibat kekakuan atau hanya pegal pegal pada otot pinggang.

Apa saja gejala yang lain?

Disamping nyeri, penderita dapat juga merasakan kesemutan (parestesia) hebat dan jelas terasa bertambah nyeri jika disentuh pada bagian tulang belakang yang mengalami proses herniasi tersebut. Kelanjutan dari nyeri akan berdampak pada kekakuan (spasme) otot yang mengakibatkan penampakan struktur pinggul dan tungkai yang terkena menjadi tidak sama dengan yang sehat di sebelahnya. Hal ini disebut deformitas. Sebagai gejala ikutannya juga, disadari atau pun tidak gerakan pada arah tertentu menjadi sangat terbatas dan tidak mampu melakukan mobilisasi tubuh secara normal. Pada pemeriksaan neurologis didapatkan kelemahan otot, perubahan reflek dan terganggunya kerja saraf sensoris.

Bagaimana untuk memastikannya?.

Dengan pemeriksaan penunjang. Sebagai langkah awal dibutuhkan rontgen atau foto x-ray untuk screening mencari kemungkinan adanya pergeseran atau struktur ruas tulang belakang yang tidak normal. Berikutnya, pada lokasi yang dicurigai akan disuntikkan cairan kontras untuk memperjelas pada bagian mana terjadi proses jepitan saraf. Pemeriksaan mielo-radikulografi ini tidak senyaman pemeriksaan sebelumnya karena ada prosedur memasukkan cairan tadi. Yang lebih non invasif dan jika fasilitasnya ada, para dokter saat ini lebih memilih untuk dilakukan pemeriksaan CT scan dan pemeriksaan yang menjanjikan hasil lebih informatif lagi yakni dengan MRI (Magnetic Resonance Imaging)

Apa dan bagaimana itu terjadi?

Oleh karena suatu trauma (jatuh, terbentur, gerakan yang tiba-tiba cepat dan lainnya) atau oleh karena proses ketuaan membuat lapisan permukaan ruas tulang belakang menjadi tergesek, mengakibatkan struktur mengandung sel gellatin yang lentur dan kenyal itu (nucleus pulposus) mengalami cedera. Lapisan kolagen ini bisa dibayangkan menyerupai bagian yang kenyal yang melapisi tulang belakang sapi kalau kita lagi menyantap sop buntut -bagi yang doyan makanan ini-. Lama kelamaan bagian ini kemudian merembes membentuk tonjolan (protrusio) ke luar dari ruang antar ruas tulang yang akhirnya menekan struktur yang berada di dekat tonjolan tadi. Lebih sering kejadian rembesan atau tonjolan ini ke arah samping belakang, dimana di bagian itu sebagai tempat keluarnya akar saraf yang berasal dari batang saraf yang lebih besar (medulla spinalis) di dalam sumsum tulang belakang. Terjadi pula pada kasus yang lebih jarang proses ini di susunan ruas tulang leher (cervical). Bisa dibayangkan, semakin banyak lapisan kolagen yang merembes ke luar, semakin tertekan saraf yang berjalan di sekitarnya dan semakin nyeri anggota gerak di bagian bawah lokasi hernia yang dirasakan penderita.

Apakah bisa disembuhkan tanpa operasi?

Masih bisa! Pada fase akut, penderita disarankan istirahat dalam 1-2 minggu, tidur dengan alas keras, dapat menggunakan jaket khusus dan selain obat-obat yang diminum bisa juga disuntikkan obat pereda nyeri kuat yang disuntikkan langsung pada rongga tempat berjalannya saraf di dekat lokasi nyeri atau epidural injeksi. Pada fase subakut dan kronis perlu fisiotherapi untuk gerakan meregang dan menekuk beserta pemanas / diatermi, akan lebih baik lagi menggunakan korset penyangga pinggang dan latihan gerak dengan bertahap dan hati-hati. Pada penanganan fisiotherapi lebih ditekankan pada gerak regangan yang harus dikerjakan secara teratur dan berkesinambungan.

Bilamana kelainan ini membutuhkan operasi?

Bila terjadi gangguan pada kerja saraf bagian bawah tulang belakang, seperti gangguan terhadap proses buang air besar maupun kencing. Bila terjadi kelemahan otot, otot yang mengecil tidak sesuai dengan yang sehat di sisi lainnya atau bahkan terjadi pembengkokan tulang belakang sebagai kompensasi tubuh terhadap nyeri. Operasi harus pula dipertimbangkan pada keadaan baal, tidak merasakan sensasi di sekitar lobang anus dan bokong dan pada kondisi nyeri yang menjalar di belakang paha (skiatika) yang dirasakan sudah lebih dari 6 bulan.

Apa yang dikerjakan dan bagaimana teknik operasi itu?

Tujuan operasi adalah untuk membebaskan desakan atau jepitan jaringan kollagen terhadap saraf yang melintas di sekitarnya, biasanya di satu sisi, kiri atau kanan. Sejauh ini ada 2 teknik untuk mengerjakan prosedur ini, selain secara konvensional dengan pembedahan terbuka ada juga dengan yang lebih canggih menggunakan cara minimal invasive. Minimal invasive surgery lebih unggul karena tidak memerlukan torehan panjang di bagian tengah punggung pasien disamping juga dapat meminimalisir kerusakan jaringan tubuh di sekitar areal operasi.

Minum Kopi...SEHAT GAK YA???

Bagiku, teman terbaik saat bangun pagi hari adalah kopi. Pada penderita hipertensi (tekanan darah tinggi -red) sering aku menanyakan tentang kebiasaan mereka minum kopi. Bukan hal yang mengejutkan kalau pada kenyataannya mereka rata-rata minum 5 cangkir kopi sehari! Lalu aku pun menyarankan mereka untuk meninggalkan kebiasaan minum kopi, padahal kopi dari Indonesia memiliki cita rasa yang tinggi dan digemari di seluruh dunia. Rugi? Nah, sebelum bergabung dengan kelompok orang yang tidak boleh minum kopi dan hanya bisa menelan ludah melihat orang lain mengecup si hitam manis ini, ada baiknya kita ketahui “7 Tips Sehat Minum Kopi” berikut:

1. Dosis
Memang belum ada ukuran yang pasti untuk dosis kopi yang boleh dikonsumsi orang. Namun kebanyakan penelitian mengungkapkan bahwa minum 300 mg caffeine (sekitar 1 sampai 3 cangkir kopi sehari) tidak memberikan efek negative pada kebanyakan orang sehat.


2. Sinyal Bahaya
Ketika mereguk kopi memang terasa nikmat, namun sering kali diikuti dengan sejuta rasa bersalah. Kenali sinyal bahaya kopi sehingga kita tahu kapan harus berhenti minum kopi. Sinyal bahaya itu antara lain: gelisah, jantung berdebar, gangguan tidur dan gangguan mood (mis: cepat marah). Seorang peminum kopi yang menghentikan kebiasaan minum kopinya dapat mengalami “caffeine withdrawal” yang ditandai oleh sakit kepala berdenyut, namun gejala ini akan hilang setelah 24-48 jam atau mendapat caffeine dosis baru.


3. Dengarkan Respon Tubuh
Setiap orang memiliki batasan sendiri mengenai konsumsi caffeine. Kebanyakan orang dapat mengkonsumsi 2 cangkir kopi sehari tanpa masalah. Namun ada pula yang mengalami efek buruknya dengan jumlah konsumsi kopi yang sama. Ada yang bercerita setelah minum secangkir kopi menjadi tak dapat tidur sepanjang malam, sebaliknya ada yang tertidur pulas setelah minum kopi. So, cara terbaik adalah dengarkan respon tubuh sendiri!

4. Kenali Kandungan Caffeine
Setelah mengetahui dosis dan respon tubuh, ada baiknya kita mengetahui kandungan caffeine dalam produk-produk yang sering kita konsumsi. Agar jangan sampai dosis kopi yang dianjurkan sudah tercapai, namun kita masih mengkonsumsi produk-produk lain yang mengandung caffeine sehingga merasakan efek buruk kopi. Beberapa produk lain yang perlu diperhatikan kandungan caffeine seperti misalnya : softdrink, permen kopi, teh, coklat, obat sakit kepala.

Cara pengolahan (roasting dan brewing) juga berpengaruh terhadap kandungan caffeine dalam kopi. Sebagai contoh, sebuah penelitian menunjukkan, secangkir kopi di Starbucks mengandung rata-rata 259 mg caffeine dibandingkan dengan kopi dengan jenis dan ukuran cangkir yang sama di Dunkin Donuts yang hanya mengandung 149 mg caffeine.

Dari penelitian lain, kopi decaf (kopi tanpa caffeine) baik untuk mereka yang mengalami obesitas karena dapat meningkatkan HDL (kolesterol “baik”) sekitar 50%. Sedangkan pada mereka yang tidak mengalami obesitas justru dapat menurunkan kolesterol HDL ini yang dapat meningkatkan resiko penyakit jantung.


5. Coffee Mix
Lima milligram kalsium hilang untuk setiap 6 ons kopi yang dikonsumsi. Namun kehilangan kalsium ini dapat diatasi dengan menambahkan 2 sendok susu atau membuat espresso latte. Sedangkan campuran kopi dengan alkohol kurang baik terutama pada orang dengan gangguan hati dan campuran kopi dengan cream juga sebaiknya dihindari untuk mengurangi kalori yang berlebih. Caffeine juga berinteraksi dengan beberapa jenis obat. Bagi yang sedang mengkonsumsi obat, sebaiknya konsultasikan ke dokter.

Banyak yang beranggapan teman terbaik kopi adalah rokok. Eits, jangan salah. Seorang peminum kopi sejati tidak merokok! Rokok dapat mengurangi nikmatnya ngopi lho…


6. Kelompok Anti-Kopi
Kelompok berikut disarankan untuk menghindari kopi: wanita hamil, anak-anak, orang tua, orang dengan penyakit jantung dan pembuluh darah (mis: hipertensi). Nah, kalau sudah termasuk kelompok ini, lupakan kopi!

7. Check Up
Lakukan pemeriksaan berkala terhadap kesehatan, dalam hal ini adalah ukuran tekanan darah. Semakin dini hipertensi diketahui, akan semakin baik untuk penatalaksanaan selanjutnya.

Demikianlah “7 Tips Sehat Minum Kopi“. Bila
keluhan berlanjut, hubungi dokter! ;)

MEROKOK?? Perlu atau Tidak

Suatu hari di tempat praktek ada seorang pasien berkata, “Dok, saya mencari obat untuk berhenti merokok. Saya sudah kecanduan banget. Ngga bisa berhenti nih!” Hmm, andai saja ada pabrik obat yang menjual “Obat berhenti merokok” dan orang benar-benar bisa berhenti merokok karenanya.

Merokok merupakan masalah klasik yang sudah lama menghiasi kehidupan manusia. Meski rata-rata perokok sudah mengetahui bahwa rokok dapat menyebabkan penyakit jantung, impotensi, kanker dan lain-lain -seperti yang tertulis pada setiap akhir iklan rokok (walaupun hanya sesaat), namun kenyataannya orang masih saja merokok. Ironisnya, akibat yang ditimbulkan bukan hanya bagi mereka yang menghisapnya, perokok pasif juga harus menanggung beban ini. Ada banyak alasan yang digunakan perokok ketika disarankan untuk berhenti. Dan alasan-alasan tersebut kini menjadi mitos yang harus dipatahkan! Nah, berikut adalah mitos-mitos seputar rokok:

Mitos 1: Dengan merokok saya terlihat macho/sexy
Tepatnya, pabrik rokok mengharapkan anda berpikir seperti itu. Mungkin awalnya memang iya, tapi tunggu saja. Merokok dapat menimbulkan kulit keriput dan gigi kuning. Merokok juga berkontribusi pada osteoporosis atau pengeroposan tulang. Kalau sudah begitu, tubuh tidak lagi tegap. Dan yang lebih penting, merokok dapat menyebabkan impotensi. Apa itu yang namanya macho/sexy?

Mitos 2: Berhenti merokok bisa membuat saya gemuk
Bertambanya berat badan banyak dialami orang yang mencoba berhenti merokok. Hal ini terjadi karena kebiasaan menghisap rokok kini berganti dengan makan. Namun dengan merencanakan diit gizi yang sehat dan meningkatkan aktivitas akan membantu kita memecahkan masalah ini. Bahkan, dengan olahraga, tidak hanya masalah berat badan saja yang dapat diatasi, namun stamina dan kapasitas paru yang hilang ketika merokok juga dapat dikembalikan.

Mitos 3: Saya akan berhenti ketika saya hamil
Mungkin akan lebih sulit untuk hamil bila anda merokok karena merokok adalah penyebab mayor dari infertilitas. Wanita yang merokok memiliki resiko keguguran dan komplikasi selama kehamilan yang meningkat.

Mitos 4: Merokok tidak melukai orang lain selain diri sendiri
Salah! Bila merokok di sekitar orang lain, anda telah menyakit mereka terutama yang memiliki asma, penyakit jantung, alergi atau anak-anak. Perokok pasif juga mempunyai resiko yang meningkat seperti pada perokok aktif.

Mitos 5: Saya masih muda, saya akan berhenti merokok beberapa tahun lagi
Hampir semua perokok aktif mulai merokok ketika masih muda. Dan kebanyakan dari mereka berharap dapat berhenti beberapa tahun kemudian. Namun kebanyakan masih merokok setelah lima tahun ke depan.

Mitos 6: Hanya satu rokok sehari kok
Merokok tidaklah aman sekalipun hanya 1 rokok dalam sehari. Setiap rokok mengandung sekitar 1 sampai 2 miligram nikotin yang dapat mencapai otak setelah 10 detik dihirup. Segera setelah tiupan pertama adrenalin akan sibuk meningkatkan tekanan darah, denyut jantung dan nafas anda.

Mitos 7: Rokok saya “light”, jadi ya ga masalah
Munurut Centers for Disease Control and Prevention Amerika Serikat, rokok “light” memiliki kandungan yang sama dengan rokok pada umumnya, termasuk lead, ammonia, benzene, DDT, gas butane, carbon monoxide, arsenic dan polonium 210.

Mitos 8: Kanker Payudara adalah kanker pembunuh nomor 1 pada wanita
Tet tot! Yang benar adalah kanker paru. Meningkatnya angka kematian akibat kanker paru berhubungan langsung dengan meningkatnya rate dari merokok. Merokok juga merupakan resiko mayor pada penyakit jantung, si pembunuh nomor satu.

Mitos 9: Merokok dapat memperbaiki mood
Beberapa orang percaya rokok dapat menambah semangat, namun itu dapat menurunkan moodmu. Jika anda sedang down atau depresi, rokok dapat menempatkan anda pada resiko yang lebih tinggi untuk depresi, hiperaktivitas, dan attention deficit disorder. Seperti pada penelitian terbaru disebutkan, remaja yang merokok memiliki resiko 4 kali yang lebih besar untuk mengalami depresi dari remaja yang tidak merokok.

Mitos 10: Mengunyah tembakau adalah aman karena tidak melalui inhalasi
Bukan hanya kanker paru yang dapat membunuh. Mereka yang mengunyah tembakau memiliki resiko untuk kanker pada rongga mulut, yang dapat mengenai lidah, bibir dan gusi. Seperti pada merokok, lebih cepat berhenti lebih besar kesempatan anda untuk meloloskan diri dari penyakit-penyakit tersebut.

Manfaat Bawang Putih Terhadap Kesehatan

Bawang putih merupakan tanaman khas Indonesia yang sering dikonsumsi dan mudah ditemukan sehari-hari. Masyarakat banyak yang belum menyadari bahwasanya sayuran ini memiliki manfaat yang dahsyat untuk kesehatan. Berikut ini akan dipaparkan beberapa manfaat bawang putih, diantaranya:
  1. Menghambat kemerosotan otak dan sistem kekebalan
  2. Membantu menghambat proses penuaan. Menghambat pertumbuhan sel kanker.
  3. Dengan mengkonsumsi bawang putih, resiko terkena kanker dapat dikurangi.
  4. Bawang putih yang dikonsumsi secara rutin dalam jangka waktu tertentu dapat membantu menurunkan kadar kolesterol.
  5. Zat anti-kolesterol dalam bawang putih yang bernama ajoene menolong mencegah penggumpalan darah.
  6. Bawang putih dapat membantu meredakan stress, kecemasan, dan depresi.
  7. Dengan efek yang lebih lembut. Bawang putih mengandung vitamin A.
  8. Bawang putih mengandung vitamin B.
  9. Bawang putih mengandung vitamin C.
  10. Bawang putih mengandung kalsium.
  11. Bawang putih mengandung potasium
  12. Bawang putih mengandung antioksidan. Bawang putih mengandung karoten dan selenium
  13. Mengonsumsi 2-3 siung bawang putih sehari, akan menghindarkan dari kemungkinan berpenyakit jantung.
  14. Menyembuhkan tekanan darah tinggi
  15. Meringankan tukak lambung
  16. Menurunkan kolesterol dalam darah
  17. Meningkatkan insulin darah bagi penderita diabetes.
  18. Melumpuhkan radikal bebas yang mengganggu sistem kekebalan tubuh
  19. Bermanfaat sebagai penawar racun (detoxifier) yang melindungi tubuh dari berbagai macam penyakit.
  20. Membantu menambahkan nafsu makan apabila dimakan mentah
  21. Menjaga stamina tubuh
  22. Mengandung khasiat antimikroba, antitrombotik, hipolipidemik, antiarthritis, hipoglikemik, dan juga memiliki antivitas sebagai antitumor.
Semua manfaat tersebut telah dibuktikan secara klinis dan ilmiah. Namun setiap obat hanyalah perantara karena sejatinya yang Maha Penyembuh Hanyalah Allah SWT. Tetap Optimis dan selalulah berdoa serta selalu konsultasikan dengan dokter setiap masalah Anda. Terima Kasih

Manfaat Dahsyat Biji Kedelai Bagi Kesehatan

Biji kedelai memiliki manfaat bagi kesehatan manusia. Salah satu senyawa yang terkandung dalam kedelai adalah isoflavon.

Senyawa isoflavon merupakan senyawa metabolit sekunder yang banyak disintesa oleh tanaman. Namun, tidak sebagai layaknya senyawa metabolit sekunder karena senyawa ini tidak disintesa oleh mikroorganisme.

Kandungan isoflavon pada kedelai berkisar 2–4 mg/g kedelai. Senyawa isoflavon ini pada umumnya berupa senyawa kompleks atau konjugasi dengan senyawa gula melalui ikatan glukosida. Jenis senyawa isoflavon ini terutama adalah genistin, daidzin, dan glisitin. Bentuk senyawa demikian ini mempunyai aktivitas fisiologis kecil.

Selama proses pengolahan, baik melalui proses fermentasi maupun proses non-fermentasi, senyawa isoflavon dapat mengalami transformasi, terutama melalui proses hidrolisa sehingga dapat diperoleh senyawa isoflavon bebas yang disebut aglikon yang lebih tinggi aktivitasnya. Senyawa aglikon tersebut adalah genistein, glisitein, dan daidzein.

Masyarakat Indonesia yang secara tradisi telah lama mengkonsurnsi kedelai dalam bentuk produk-produk olahan seperti tahu, tempe, tauco, dan kecap, banyak diuntungkan dalam berbagai faktor karena produk tersebut mengandung nilai gizi tinggi, khususnya sebagai sumber protein; harganya relatif murah; mengandung senyawa aktif, khususnya isoflavon yang banyak mempunyai aktivitas fisiologis; serta produk yang dikonsumsi merupakan produk hasil olahan sehingga telah terjadi proses dekomposisi senyawa isoflavon kompleks menjadi senyawa isoflavon aglikon yang aktif.

Bentuk-bentuk produk olahan makanan tersebut sekaligus merupakan sumber isoflavon potensial untuk menunjang kesehatan tubuh kita. Berdasarkan hal tersebut maka mengkonsumsi kedelai dalam bentuk produk olahan terfermentasi lebih dianjurkan.

Mengingat berbagai potensi kedelai sebagai sumber gizi dan senyawa aktif serta prospeknya untuk dikembangkannya produk-produk baru, kedelai banyak disebut sebagai the golden bean, the miracle bean, food for the future, dan sebagainya.

Isoflavon pada Tempe dan Prospek Pemanfaatannya

Tempe adalah salah satu makanan tradisional yang dibuat dari kedelai melalui proses fermentasi kapang, terutama Rhizopus oligosporus. Di Indonesia terdapat berbagai jenis tempe sesuai dengan jenis bahan baku yang digunakan sehingga dijumpai tempe kecipir, tempe kara, tempe benguk, tempe gembus, tempe bongkrek, dan sebagainya. Bila disebut tempe saja, maka pada umumnya diartikan sebagai tempe kedelai.

Tempe merupakan makanan bergizi tinggi sehingga makanan ini mempunyai arti strategis dan sangat penting untuk pemenuhan gizi. Lebih dari itu, tempe mempunyai keunggulan-keunggulan lain, yaitu mempunyai kandungan senyawa aktif; teknologi pembuatannya sederhana; harganya murah; mempunyai citarasa yang enak; dan mudah dimasak.

Senyawa isoflavon merupakan salah satu komponen yang juga mengalami metabolisme. Senyawa isoflavon ini pada kedelai berbentuk senyawa konjugat dengan senyawa gula melalui ikatan -O- glikosidik. Selama proses fermentasi, ikatan -0- glikosidik terhidrolisa, sehingga dibebaskan senyawa gula dan isoflavon aglikon yang bebas. Senyawa isoflavon aglikon ini dapat mengalami transformasi lebih lanjut membentuk senyawa transforman baru.

Hasil transformasi lebih lanjut dari senyawa aglikon ini justru menghasilkan senyawa-senyawa yang mempunyai aktivitas biologi lebih tinggi. Hal ini membuktikan bahwa Faktor-II (6,7,4′ tri-hidroksi isoflavon) mempunyai aktivitas antioksidan dan antihemolisis lebih baik dari daidzein dan genistein. Selain itu juga ditemukan bahwa senyawa isoflavon lebih aktif 10 kali dari senyawa karboksikroman.

Transformasi Pembentukan Faktor-II

Faktor-II (6,7,4′ tri-hidroksi isoflavon) merupakan senyawa yang sangat menarik perhatian, karena senyawa ini tidak terdapat pada kedelai dan hanya terdapat pada tempe. Senyawa ini terbentuk selama proses fermentasi oleh aktivitas mikroorganisme. Senyawa ini mula-mula ditemukan kembali oleh Gyorgy (1964) pada ekstrak tepung tempe. Perkembangan selanjutnya terbukti bahwa Faktor-II tersebut pada kedelai jumlahnya sangat kecil. Ia merupakan senyawa konjugat/terikat dengan senyawa karbohidrat melalui ikatan glikosidik. Setelah fermentasi oleh Faktor-II, akan dibebaskan walaupun jumlahnya sangat kecil.

Faktor-II dipandang sebagai senyawa yang sangat prospektif sebagai senyawa antioksidan (10 kali aktivitas dari vitamin A atau karboksi kroman dan sekitar 3 kali dari senyawa isoflavon aglikon lainnya pada tempe) serta antihemolitik. Dengan demikian, karakterisasi mikroorganisme transforman Faktor-II perlu diteliti. Biosintesa Faktor-II dihasilkan melalui demetilasi glisitein oleh bakteri Brevibacterium epidermis dan Micrococcus luteus atau melalui reaksi hidroksilasi daidzein.

Biosintesa Senyawa Flavon/Isoflavon

Flavon/isoflavon yang terdiri atas struktur dasar C6-C3-C6, secara alami disintesa oleh tumbuh-tumbuhan dan senyawa asam amino aromatik fenil alanin atau tirosin. Biosintesa ini berlangsung secara bertahap dan melalui sederetan senyawa antara, yaitu asam sinnamat, asam kumarat, calkon, dan flavon serta isoflavon.

Berdasarkan biosintesa tersebut maka flavon/isoflavon digolongkan sebagai senyawa metabolit sekunder. Pada umumnya, senyawa metabolit sekunder disintesis oleh mikroba tertentu dan tidak merupakan kebutuhan fisiologis pokok dari mikroba itu sendiri, baik untuk pertumbuhan maupun untuk aktivitas kehidupannya. Meskipun tidak dibutuhkan untuk pertumbuhan, senyawa metabolit sekunder dapat juga berfungsi sebagai nutrien darurat untuk mempertahankan hidup. Senyawa metabolit sekunder biasanya terbentuk setelah fase pertumbuhan logaritmik atau pada fase stationer, sebagai akibat keterbatasan nutrien dalam medium pertumbuhannya. Keterbatasan nutrien dalam medium akan merangsang dihasilkanya enzim-enzim yang berperan untuk pembentukan metabolit sekunder dengan memanfaatkan metabolit primer guna mempertahankan kelangsungan hidup. Isoflavon termasuk dalam golongan flavonoid (1,2-diarilpropan) dan merupakan bagian kelompok yang terbesar dalam golongan tersebut. Senyawa isoflavon dalam tanaman kacang-kacangan atau Legummoceae merupakan salah satu karakteristik/sifat yang dapat digunakan untuk identifikasi/klasifikasi tanaman.

Meskipun isoflavon merupakan salah satu senyawa metabolit sekunder, namun ternyata pada mikroba seperti bakteri, algae, jamur, dan lumut tidak mengandung isoflavon, karena mikroba tersebut ternyata tidak mempunyai kemampuan untuk mensintesa. Meskipun demikian, mikroba-mikroba tertentu mampu untuk melakukan transformasi senyawa isoflavon.

Bioaktivitas dan Struktur

Aktivitas fisiologis senyawa isoflavon telah banyak diteliti dan ternyata menunjukkan bahwa berbagai aktivitas berkaitan dengan struktur senyawanya. Aktivitas suatu senyawa ditentukan pula oleh gugus-gugus yang terdapat dalam struktur tersebut. Dengan demikian, dengan cara derivatisasi secara kimia dan secara biologis, dapat dibentuk senyawa-senyawa aktif yang diinginkan. Aktivitas antioksidan ditentukan oleh bentuk struktur bebas (aglikon) dari senyawa. Aktivitas tersebut ditentukan oleh gugus -OH ganda, terutama dengan gugus C=0 pada posisi C-3 dengan gugus -OH pada posisi C-2 atau pada posisi C-5. Hasil transformasi isoflavon selama fermentasi tempe daidzein, genistein, glisitein, dan Faktor-II, ternyata memenuhi kriteria tersebut. Sistem gugus fungsi demikian memungkinkan terbentuknya kompleks dengan logam.

Aktivitas estrogenik isoflavon ternyata terkait dengan struktur kimianya yang mirip dengan stilbestrol, yang biasa digunakan sebagai obat estrogenik. Bahkan, senyawa isoflavon mempunyai aktivitas yang lebih tinggi dari stilbestrol. Daidzein merupakan senyawa isoflavon yang aktivitas estrogenik-nya lebih tinggi dibandingkan dengan senyawa isoflavon lainnya.

Aktivitas antiinflamasi ditunjukkan oleh gugus C=0 pada posisi C-3 dan gugus -OH pada posisi C-5 yang dapat membenluk kompleks dengan logam besi, seperti quersetin. Sedang aktivitas anti-ulser ditunjukkan oleh struktur gugus -OH yang bersebelahan, seperti pada mirisetin.

Senyawa formononitin dan gliseolin berpotensi untuk membunuh kapang patogen sehingga berpotensi sebagai senyawa pestisida (biopestisida). Di atas disebutkan bahwa senyawa isoflavonoida banyak mempunyai aktivitas biologis. Mekanisme aktivitas senyawa ini dapat dipandang sebagai fungsi “alat komunikasi” (molecular messenger) dalam proses interaksi antar sel yang selanjutnya mempengaruhi proses metabolisma sel atau makhluk hidup yang bersangkutan. Dalam hal ini, dapat secara negatif (menghambat) maupun secara positif (menstimulasi). Fungsi isoflavon sebagai pengendali pertumbuhan (hormonal) seperti genistein dan daidzein yang juga mempunyai sifat estrogenik. Proteksi terhadap makhluk patogen yang berpotensi untuk membunuh kapang patogen ditunjukkan oleh senyawa formononitin dan gliseolin.

Potensi Pemanfaatan Senyawa Isoflavon untuk Kesehatan

Setelah senyawa flavonoida diperkenalkan oleh Gyorgy pada untuk penyembuhan perdarahan kapiler sub-kutan, senyawa ini makin banyak diteliti untuk terapi. Dikemukakan pula oleh Mc. Clure (1986) bahwa senyawa flavonoid yang diekstrak dan Capsicum anunuum serta Citrus limon juga dapat menyembuhkan pendarahan kapiler sub-kutan.

Mekanisme aktivitas senyawa ini dapat dipandang sebagai fungsi “alat komunikasi” (molecular messenger) dalam proses interaksi antar sel, yang selanjutnya dapat berpengaruh terhadap proses metabolisme sel atau makhluk hidup yang bersangkutan. Dalam hal ini, pengaruh tersebut dapat bersifat negatif (menghambat) maupun bersifat positif (menstimulasi).

Jenis senyawa isoflavon di alam sangat bervariasi. Di antaranya telah berhasil diidentifikasi struktur kimianya dan bahkan telah diketahui fungsi fisiologisnya dan telah dapat dimanfaatkan untuk obat-obatan. Berbagai potensi senyawa isoflavon untuk keperluan kesehatan antara lain:

Anti-inflammasi

Berbagai senyawa flavonoid telah banyak diteliti dan bahkan beberapa senyawa sudah diproduksi sebagai obat anti-inflammasi. Ekstraksi apiginin dan luteolin dari tanaman Chamomilla recutita terkenal mempunyai potensi anti-inflammasi dan banyak digunakan baik sebagai obat tradisional maupun obat resmi yang telah diformulasikan oleh industri farmasi. Kedua senyawa flavonoida tersebut mampunyai aktivitas anti-inflamasi serupa dengan indomethacin, yaitu jenis obat anti-inflammasi yang telah banyak dipasarkan. Dari hasil penelitiannya, dapat dicatat pula bahwa senyawa flavonoid tersebut harus dalam keadaan “bebas” atau aglikon. Artinya, tidak dalam keadaan terikat dengan senyawa lain, misalnya dalam bentuk ikatan glikosida.

Di samping senyawa flavonoida alami, terdapat pula senyawa flavonoid sintesis atau semi-sintesis yang berpotensi sebagai obat anti-inflammasi, yaitu O-ß- hidroksiethil rutin dan derivat quercetin.

Mekanisme anti-inflammasi, terjadi melalui efek penghambatan pada jalur metabolisme asam arakhidonat, pembentukan prostaglandin, pelepasan histamin, atau aktivitas “radical scavenging” suatu molekul. Melalui mekanisme tersebut, sel lebih terlidung dari pengaruh negatif, sehingga dapat meningkatkan viabilitas sel. Senyawa flavonoida lain yang dapat berfungsi sebagai anti-inflamasi adalah toksifolin, biazilin, haematoksilin, gosipin, prosianidin, nepitrin, dan lain-lain.

Anti-tumor/Anti-kanker

Senyawa flavonoida dan isoflavonoida banyak disebut-sebut berpotensi sebagai antitumor/antikanker. Proses pembentukan penyakit kanker dapat dibagi dalam 2 (dua) fase, yaitu fase inisiasi dan fase promosi. Senyawa flavonoida seperti quercetin dan kaemferol terbukti sebagai senyawa mutagenik pada sel-sel prokariotik dan eukariotik. Karena sifat inilah maka senyawa-senyawa flavonoida tersebut semula diduga sebagai inisiator terbentuknya sel tumor. Hal ini berkenaan dengan realitas bahwa semua inisiator bersifat mutagenik (menyebabkan mutasi pada DNA atau kerusakan irreversibel). Namun, dugaan tersebut ternyata salah mengingat tidak terbukti pada tikus. Bahkan, senyawa flavonoida tersebut terbukti menghambat aktivitas senyawa promotor terbentuknya tumor, sehingga senyawa-senyawa di atas disebut sebagai antitumor.

Dari sejumlah senyawa flavonoida dan isoflavonoida tersebut, yang banyak disebut-sebut berpotensi sebagai antitumor/antikanker adalah genestein yang merupakan isoflavon aglikon (bebas). Potensi tersebut antara lain menghambat perkembangan sel kanker payudara dan sel kanker hati. Penghambatan sel kanker oleh senyawa flavon/isoflavon ini terjadi khususnya pada fase promosi.

Genestein yang merupakan salah satu komponen isoflavon tersebut juga terdapat pada kedelai dan tempe. Penghambatan sel kanker oleh genestein ini diterangkan melalui mekanisme sebagai berikut:

  • Penghambatan pembelahan/proliferasi sel (baik sel normal, sel yang terinduksi oleh faktor pertumbuhan sitokinin, maupun sel kanker payudara yang terinduski dengan nonil-fenol atau bi-fenol A) yang diakibatkan oleh penghambatan pembentukan membran sel, khususnya penghambatan pembentukan protein yang mengandung tirosin.
  • Penghambatan aktivitas enzim DNA isomerase II
  • Penghambatan regulasi siklus sel
  • Sifat antioksidan dan anti-angiogenik yang disebabkan oleh sifat reaktif terhadap senyawa radikal bebas
  • Sifat mutagenik pada gen endoglin (gen transforman faktor pertumbuhan betha atau TGFß). Mekanisme ini dapat berlangsung apabila konsentrasi genestein lebih besar dari 5 µM.

Gambaran umum menunjukkan bahwa yang isoflavon berfungsi sebagai antikanker adalah suatu realita bahwa di negara-negara ASEAN dan Jepang di mana konsumsi kedelai relatif tinggi dibandingkan dengan negara lain, misalnya Amerika dan Australia, penyakit kranker payudara, kanker prostat, dan uterus lebih rendah.

Anti-virus

Senyawa flavonoid sebagai anti-virus mula-mula diketemukan pada senyawa quercetin yang berefek “propilaktik” apabila diberikan pada tikus putih yang terinfeksi intraserebral dengan berbagai lenis virus. Pengaruh antivirus apabila dikaitkan dengan strukturnya maka terlihat adanya korelasi di mana sifat antivirus terutama ditunjukkan oleh senyawa aglikon. Sebaliknya, senyawa isoflavon dalam bentuk ikatan o-glikosida tidak mempunyai efek antivirus (eg: rutin dan naringin).

Mekanisme penghambatan senyawa flavonoida pada virus diduga terjadi melalui penghambatan sintesa asam nukleat (DNA atau RNA) dan pada translasi virion atau pembelahan dari poliprotein. Percobaan secara klinis menunjukkan bahwa senyawa flavonoida tersebut berpotensi untuk penyembuhan pada penyakit demam yang disebabkan oleh rhinovirus, yaitu dengan cara pemberian intravena dan juga terhadap penyakit hepatitis-B. Sementara itu, berbagai percobaan lain untuk pengobatan penyakit liver masih terus berlangsung.

Anti-allergi

Senyawa flavonoida khellin (dimethoxy-methyl-furano-chromone) yang terdapat pada tanaman Ammi visnaga, telah berhasil diformulasikan menjadi obat (FPL-670: disodium kromoglikat), antara lain untuk penyakit asma, rhinitis, konjunctivitis, dan gastro-intestinal.

Aktivitas anti-allergi bekerja melalui mekanisme sebagai berikut:

  • Penghambatan pembebasan histamin dari sel-sel “mast”, yaitu sel yang mengandung granula histamin, serotinin, dan heparin.
  • Penghambatan pada enzim oxidative nukleosid-3′, 5′ siklik monofosfat fosfodiesterase, fosfatase alkalin, dan penyerapan Ca.
  • Berinteraksi dengan pembentukan fosfoprotein.

Senyawa-senyawa flavonoid lainnya yang digunakan sebagai anti-allergi antara lain adalah terbukronil, proksikromil, dan senyawa kromon.

Pengaruh pada Sistem Sirkulasi dan Penyakit Jantung Koroner

Berbagai pengaruh positif isoflavon terhadap sistem peredaran darah dan penyakit jantung banyak ditunjukkan oleh para peneliti pada aspek yang berlainan. Isoflavon dan poli-metoksiflavone yang diekstrak dari tanaman Leguminosa Milletha riticalata dan Baishinia champiomi yang terikat pada protein, mempunyai sifat menghambat agregasi platelet (keping-keping sel darah), dilatan koroner, dan menghambat introphy otot jantung (cardio trophyc) sehingga dapat memperlancar sistem sirkulasi darah.

Efek antihemolisis (pecahnya sel-sel darah merah) dari ekstrak tempe naik berbanding lurus dengan waktu inkubasi. Hasil ekstraksi tersebut, setelah dikristalisasi dan diidentifikasi, ternyata mempunyai struktur 6, 7, 4′-trihidroksi isoflavon (Faktor-II) dengan daya antihemolisis setaraf dengan vitamin E dalam percobaannya pada darah yang tanpa atau telah diinduksi lebih dulu dengan asam dialurat.

Di samping aktivitas tersebut, senyawa flavon mempunyai aktivitas vasodilator yang telah dijual dalam bentuk obat, yaitu Crataegut (Schwabe) dan Cratylene (Madaus) yang diekstrak dari tanaman Citaegus oxycantha. Obat lain yang berpotensi pula untuk melancarkan sirkulasi darah yaitu Tebonin (Schwabe) yang diekstrak dari tanaman Ginko biloba.

Studi di Universitas Yale menunjukkan bahwa pasien penderita (Osler-Weber-Rendu atau OWR) dengan diet kedelai hampir dapat menghentikan perdarahan hidung. OWR adalah penyakit keturunan dimana pasien menderita perdarahan hidung pada periode tertentu karena mutasi genetik yang menyebabkan kerusakan protein yang berfungsi sebagai signal terhadap hormon TGF-ß (transforming growth factor-betha). Penghentian perdarahan ini dapat diteranngkan melalui fungsi isoflavon sebagai interface dengan TGF-ß.

Khususnya isoflavon pada tempe yang aktif sebagai antioksidan, yaitu 6,74′ tri hidroksi isoflavan, terbukti berpotensi sebagai anti-kontriksi pembuluh darah (konsentrasi 5 µg/ml) dan juga berpotensi menghambat pembentukan LDL (low density lipoprotein). Dengan demikian, isoflavon dapat mengurangi terjadinya arteriosclerosis pada pembuluh darah.

Pengaruh isoflavon terhadap penurunan tekanan darah dan risiko CVD (cardio vascular desease) banyak dihubungakan dengan sifat hipolipidemik dan hipokholesteremik senyawa isoflavon.

Estrogen dan Osteoporosis

Estrogen merupakan hormon yang diproduksi terutama oleh ovarium dan sebagian oleh ginjal pada bagian korteks adrenalis. Dalam tubuh kita berfungsi antara lain untuk pertumbuhan secara normal, serta untuk memelihara kesehatan tubuh pada orang dewasa, baik pada wanita maupun pada pria. Khusus pada wanita, hormon ini peranannya lebih luas, tidak saja berfungsi sebagai sistem reproduksi, tetapi juga berfungsi untuk tulang, jantung, dan mungkin juga otak.

Pada wanita menjelang menopause, produksi estrogen menurun sehinngga dapat menimbulkan berbagai gangguan. Untuk itu, perlu dipikirkan bagaimana mensubstitusi hormon agar fungsi hormonalnya masih dapat dipertahankan. Dalam keadaan demikian, penggunaan estrogen yang dikombinasikan dengan progesteron sinttetik (hormon RT) dapat mencegah proses osteoporosis. Di sisi lain, dikatakan bahwa estrogen juga dapat mencegah risiko kanker.

Dalam melakukan kerjanya, estrogen membutuhkan estrogen reseptor (ERs) yang dapat “on/off” di bawah kendali gen pada kromosom yang disebut _-ER. Beberapa target organ seperti pertumbuhan dada, tulang, dan empedu bersifat responsif terhadap _-ER ini. Isoflavon, khususnya genistein, dapat terikat dengan _-ER. Walaupun ikatannya lemah, tetapi dengan ß-ER mempunyai ikatan sama dengan estrogen.

Senyawa isoflavon terbukti juga mempunyai efek hormonal, khususnya efek estrogenik. Efek estrogenik ini terkait dengan struktur isoflavon yang dapat ditransformasikan menjadi equol, dimana equol ini mempunyai struktur fenolik yang mirip dengan hormon estrogen. Mengingat hormon estrogen berpengaruh pula terhadap metabolisme tulang, terutama proses klasifikasi, maka adanya isoflavon yang bersifat estrogenik dapat berpengaruh terhadap berlangsungnya proses klasifikasi. Dengan kata lain, isoflavon dapat melindungi proses osteoporosis pada tulang sehingga tulang tetap padat dan masif.

Anti-kolesterol

Efek isoflavon terhadap penurunan kolesterol telah terbukti tidak saja pada binatang percobaan seperti tikus dan kelinci, tetapi juga pada manusia. Efek yang lebih luas terbukti pula pada perlakuan terhadap tepung kedelai, di mana tidak saja kolesterol yang turun, tetapi juga trigliserida VLDL (very low density lipoprotein) dan LDL (low density lipoprotein). Di sisi lain, tepung kedelai dapat meningkatkan HDL (high density lipoprotein). Faktor-II (6,7,4′ tri-hidroksi isoflavon) merupakan senyawa isoflavon yang paling besar pengaruhnya. Mekanisme lain penurunan kolesterol oleh isoflavon diterangkan melalui pengaruh terhadap peningkatan katabolisme sel lemak untuk pembentukan energi, yang berakibat pada penurunan kandungan kolesterol.

Penutup

Mengingat potensi kandungan isoflavon pada kedelai dan produk-produk turunannya, maka pengembangan produk dalam bentuk makanan fungsional/makanan kesehatan dipandang sebagai upaya terobosan yang mempunyai arti strategis, baik ditinjau dan segi tekno-ekonomi maupun dan segi kesehatan. Berdasarkan potensi senyawa isoflavon maka berbagai jenis produk dapat didesain, baik kandungan maupun bentuknya, sesuai dengan tujuan pembuatan produk. Untuk itu, penelitian terapan dan investasi diperlukan untuk realisasi pengembangan produk-produk tersebut.

Sumber: dr. Edy K. Syahbudin., MKes (Magister Anatomi dan Histologi FK Unpad/RSHS)


ShoutMix chat widget